Guruku Yin

  


❤✷✷✷✷✷❤Cerita yg begitu jujur, halus dan rapuh.❤✷✷✷✷✷❤


Bagian I : Masa lalu Yin

      Akhir November 2020, aku pulang dari mengirim paket dan melewati rumah tetanggaku yg di teras rumahnya ada kandang berukuran sedang dan di dalamnya ada kucing warna hitam dan putih,sedang meringkuk di pojok kandang dalam keadaan basah kuyup. Aku melihatnya pilu sekali. Akhirnya,setelah menaruh motor, aku meminta tolong Ibuku sembari menangis untuk memberi tahu tetanggaku untuk kesekian kalinya membawa kucing itu masuk,karena ia kedinginan dan basah kuyup di kandang kecilnya. Aku meminta tolong Ibuku,karena aku trauma dengan Bapak pemilik kucing itu. Malam itu, akhirnya aku menghubungi temanku yg bekerja untuk organisasi penyelemat hewan dan berdiskusi tentang kucing yg ditelantarkan di kandang ini.

Malam itu,aku membuat keputusan besar.

      Sebelumnya, kembali ke awal tahun 2020. Aku menemukan tetanggaku menaruh kucing kecil di kandang di luar rumahnya yg minim atap. Kucing itu berusia sekitar 1,5 bulan. Lingkungan tempat tinggal Ibuku adalah gang kecil, jarang yg memiliki pagar rumah. Jadi, aku bisa melihat kandang itu dari atas rumah Ibuku. Saat lewat rumah tetanggaku,aku suka membuka kandangnya dan mengajak main,memberi makan. Bapak yg punya,kadang ke luar dan Bapak ini sudah dikenal sebagai Bapak genit,bapak yg suka menggoda perempuan kalau lewat, Bapak yg suka menyentuh tubuh perempuan tanpa konsen. Aku sadar aku tidak nyaman dengan kehadiran Bapak itu. Aku berusaha fokus ke kucing ini saja dan tidak merespon ocehan-ocehan menjorok ke seksual oleh Bapak ini. Aku juga berusaha mengalihkan ke edukasi bahwa kucing bisa stres kalau di kandang terus, aku sarankan untuk melepasnya. Aku lakukan kunjungan ke kandang kucing Bapak itu setiap sore, setiap aku memberi makan kucing-kucing di teras rumahku juga.

      Tapi, suatu hari saat aku sedang mengajak main kucing di kandang, Bapak itu mepet-mepet ke tubuhku dan mencolek pinggangku beberapa kali. Aku kaget dan menghindar. Lalu, aku lepaskan kucing itu dan berlari ke rumah. Aku menangis di rumah dan bercerita ke Ibuku. Dan, mengagetkannya Ibuku juga bercerita kalau dia pernah digoda oleh Bapak itu juga. Aku semakin sedih mendengarnya.

      Untuk beberapa minggu,aku tidak datang ke kandang kucing itu. Setelah itu, tiba-tiba kucing itu dilepas dan ditaruh di depan pagar rumahku. Aku senang sekali. Aku mengajaknya main dan memberinya makan. Tapi, di teras rumahku juga hidup 8 kucing, salah satunya ada kucing jantan yg aku beri nama Broto. Walaupun, dia sudah disteril. Tapi, dia begitu protektif terhadap ruang teras dan diriku. Jadi, setiap kali kucing itu main dan makan, Broto akan menyerangnya dan kucing itu,hanya duduk meringkuk di pojok pagar teras.

      Selang seminggu,kucing itu dikandang lagi. Kali ini lebih kejam, karena ditaruh di seberang rumah yg tak beratap. Aku lewat rumahnya dan menatap kucing itu begitu sedih matanya melihatku. Aku sempat berpapasan dengan Bapak itu, dia masih mepet-mepet ke tubuhku kalau berbicara dan dia bercerita kalau kucing itu sempat hilang dan dibuang orang di tempat sampah. Akhirnya, Bapak itu temukan lagi dan kali ini di kandang dengan kunci. Aku hanya diam. Bapak itu menepuk pantatku dan berlalu. Aku tertegun dan menegurnya "Hei!!!" Tapi, Bapak itu sudah buru-buru masuk ke dalam rumahnya. Aku makin trauma untuk mengajak main kucing itu, sementara kian hari matanya makin sedih dan musim panas dan musim hujan yg tak beraturan membuat kehidupan di kandang makin menyiksa.

      Akhirnya, setelah kejadian malam hujan itu, aku memutuskan untuk membuat poster open adopt untuk Kucing ini, aku beri nama Eucalyptus. Aku pikir supaya menghangatkan jiwanya seperti minyak Eucalyptus. tapi, aku lebih sering memanggilnya "Nak". Aku membuat Poster itu hari Jumat malam, hari sabtu pagi ada sekitar 4 orang yg menghubungiku. Aku mewancarai mereka satu persatu dan pilihanku jatuh pada seorang perempuan yg sudah memiliki kucing jantan di rumahnya dan tinggal di Depok. Kami janjian untuk ke vet,hari minggu siang untuk steril Eucalyptus dan kucing jantan milik perempuan adopter baru,namanya Ciko.

      Jam 3 pagi,aku dibantu dua sahabatku di rumah, mengambil Eucalyptus dari kandang dan membawanya ke Kos sahabatku di Cipete untuk menunggu Vet buka dan dekat dengan vet Amore klinik di Pejaten, tempat kami akan steril Eucalyptus. Semuanya berjalan lancar dan tenang. Eucalyptus tidak tidur dari jam 3 pagi sampai jam 11, dia sibuk lari-lari dan eksplor rumah kos sahabatku ini. Dia terlihat lelah,tapi dia senang sekali bisa merasakan kehidupan bebas. Kami semua kelelahan.

      Selang seminggu disteril, Eucalyptus diganti namanya oleh adopter barunya, menjadi Coki. Coki sakit dan dibawa ke Vet, ternyata dia terkena virus Calici, dirawat di vet dengan pengobatan intens sampai seminggu dan akhirnya, dia sembuh. Dibawa ke rumah lagi dan dikarantina di ruang. Karena, ia masih harus melakukan pengobatan. Tapi, selama proses penyembuhan di ruang ini, Coki stres dan sering mencakar dan menggigit orang yg dekat dengannya. Aku mengunjungi Coki beberapa kali. Dan,akhirnya pada tanggal 29 Deesember, Adopter Coki mengembalikan Coki ke aku lagi.Karena, mereka kebingungan dengan tingkah Coki yg suka menggigit dan mencakar,juga mereka merasa tidak cukup memberikan kasih sayang,karena mereka bekerja kantoran.


Bagian II : Masa sekarang Yin

      Akhirnya, Coki kembali aku titipkan di rumah kos sahabatku. Aku meminta waktu paling lama satu bulan, sampai aku menemukan adopter baru dan jalan ke luar untuknya. Sahabatku ini,memiliki kulit yg sensitive dan juga,tidak terbiasa mengurus kucing. Jadi, selama satu minggu setiap sore,aku bolak balik dari Rawamangun ke Cipete untuk memberi obat Coki dan mengajaknya main.

     Coki aku ganti menjadi Yin Yang, karena warnanya hitam dan putih,Tapi, aku sekarang memanggilnya Yin untuk memberikan energi lembut ke dirinya. Dan karena juga, Ia mengajarkanku banyak hal.

Yin adalah kucing dan adalah guruku.

      Karena Yin, aku akhirnya memutuskan untuk istirahat dari sosial media,untuk fokus mengerjakan pesanan,untuk fokus pada masa saat ini, untuk berani duduk dalam kesedihan. Setiap pagi,aku berdoa dan mengirim energi cinta kasih. Lalu, mulai mengerjakan banyak hal. Sorenya, aku ke Cipete mengajak main Yin sembari membordir,menulis,melukis. Aku menjadi semakin runut dan produktif.

      Suatu pagi, aku sedang mengerjakan bordir pakaian, aku akhirnya mendengarkan e-book dan dokumenter tentang Taoism. Aku sudah lama sekali ingin belajar ilmu Tao. Dan, pelajaran pertama yg aku dengar adalah "The art of Flow" dan "The art of not trying".

    Yin di hari pertama di rumah kos sahabatku masih adaptasi, tapi dia masih suka menggigit dan mencakar tiba-tiba,walaupun sudah manja dan membiarkan kepalanya di elus, dia bahkan sudah mengeluarkan getaran (purring) sayang ke kami. Tapi, tindakan agresif tiba-tiba masih suka datang. Saat pulang dari selatan ke timur, tanganku ada beberapa luka bekas cakaran dan aku lelah sekali. Aku suka menangis dan memikirkan bagaimana aku bisa mendapatkan tempat tinggal dan tempat healing utnuk Yin.

     Tapi, hari itu selama aku membordir pakaian pesanan, mendengarkan ilmu-ilmu Taoism, aku mendapat pelajaran baru. Pelajaran alam yg begitu luhur. Aku datang sore ke Cipete dengan perasaan lebih tenang dan ajaibnya, Yin juga semakin tenang dan banyak kemajuan.

   Walaupun Yin terlihat senang di rumah Kos sahabatku, tapi aku tidak bisa menaruhnya selamanya di sana. Ibu pemilik Kos belum tahu dan juga, aku merasa merepotkan sahabatku di sana, sementara dia juga memiliki jadwal dan pekerjaan yg tidak bisa selalu di kos. Sementara, aku bolak balik setiap hari juga memakan waktu dan tenaga. Jadi, aku memutuskan untuk membuka adopsi lagi dengan beberapa opsi lainnya.


Bagian III : Aku dan Yin


    Selama proses rescue sampai saat ini, aku mengeluarkan uang dari kantungku sendiri. Darimulai ongkos taxi Rawamangun-Cipete, makanan kucing, ongkos Rawamangun-Depok, patungan biaya berobat Yin, beli vitamin dan salep,beli makanannya. Dan, dari itu semua, sebenarnya yg paling menguras biaya adalah biaya Linking Awareness (semacam psikolog atau pembisik kucing) yg setiap sesi kurang lebih 300-400 ribu. Aku sudah mengikuti beberapa sesi untuk Yin. Aku tidak berjualan kurang lebih satu bulan dan aku bekerja sebagai seniman lepas. Untuk biaya Yin dan sehari-hari, aku berhutang ke beberapa teman. Karena, kemarin, aku tidak ada energi untuk membuka sosial media dan menjual karyaku.

    Hasil dari linking adalah Yin trauma dengan ruang sempit, karena pernah di kandang kehujanan dan kepanasan selama berbulan-bulan. Trauma di kandang dengan segala cuaca dan tanpa kasih sayang itu, membuat sensor motoriknya tanpa sadar menggigit dan mencakar secara tiba-tiba. Dia tidak galak, dia hanya mengikuti naluri alamiahnya. Aku percaya Yin bisa sembuh dari traumanya. Aku percaya Yin dan aku bisa melewati ini semua. (hasil linking-nya akan aku berikan ke adopter baru)

    Hari ini, aku sudah jauh lebih tenang dan Yin juga sudah lebih tenang. Maka, aku memutuskan,untuk menulis ini dan meminta gerakan saling bantu sekali lagi. Berikut beberapa yg kami butuhkan untuk Yin :


1) Adopter




2) Housemate/ Info Kost





3) Bantu sponsor Yin dengan membeli karyaku

Aku membuat banyak karya kerajinan tangan dan kesenian. Silakan lihat instagramku : @hairembulan
Tapi, aku juga membuat tawaran khusus yg lebih terjangkau untuk donasi Yin.





atau harga normal komisiku



atau Tarot dengan harga donasi bersamaku



atau ikut harga normal





Terima kasih banyak yg sudah membaca sampai sini. Aku sudah melakukan yg terbaik, Sahabat-sahabatku sudah melakukan yg terbaik, Yin juga sudah melakukan yg terbaik, sisanya alam yg membantu kami merapihkan fenomena ini. Aku sudah memaafkan Bapak itu, aku memilih kebahagiaan dan kedamaian untukku,untuk Yin dan untuk yg sudah membantu Yin bisa hidup sampai saat ini. Berkah untuk kalian semua dan makhluk di dunia.




UPDATE :





Yin sudah divaksin, sudah jauh lebih tenang,tidak lagi menggigit atau mencakar. Dia semakin manja dan penyayang. Mungkin, efek terapi juga efek kami yg mengasihi Yin dengan tulus.
Cinta menyembuhkan.

Tanggal 14 Februari, Bapak Kosan datang dan memberikan keputusan bahwa beliau tidak mengijinkan ada kucing di rumahnya dan meminta temanku yg tinggal di sana, untuk memilih antara kucing atau pergi dari kosan. Beliau memberi waktu sampai minggu ini saja untuk Yin tetap ada di kosan.

Aku masih tinggal di rumah Ibuku dan bersama dua kucing betina,yg satu namanya Misty, Ia sangat penakut dan sedang masa penyembuhan setelah anemia da  ada 8 kucing di teras rumahku. Kekhawatiran lainnya adalah rumah bapak yg menyiksa Yin tinggal tak jauh dari rumahku. Aku takut kalau aku bawa pulang ke rumahku dan Yin ke luar, dia bisa diambil dan disiksa lagi. 

Yin anak yg sangat manis dan masih mau berjuang melawan traumanya. Aku banyak dibantu oleh sahabat-sahabatku. Secara materi dan energi, aku sudah mengeluarkan banyak untuk kesembuhannya. 
Aku sangat berharap ada orang yg mau membantu Yin dengan tulus dan penuh cinta kasih.







Peluk Cium dengan senang dengan tenang


Bulan dan Yin

   



Komentar

Postingan Populer