Aku adalah keduanya


        Ini adalah sampul depan untuk zine Matahari dan Bulan yg aku buat selama dua minggu penuh. pekerjaanku setiap bangun tidur adalah menggambar, menulis, sketsa dan pekerjaan lainnya yg berhubungan untuk menyelesaikan zine ini. masa istirahatku saat bosan adalah mengerjakan pesanan bordir. selama dua minggu aku mengulang kegiatan itu,sampai aku lupa hari dan tidak berhubungan dengan dunia luar dan tidak membalas pesan siapapun,kecuali ke dua orang yg menyelamatkanku dari malam menyakitkan itu.

        Lukisan itu adalah aku dan duniaku.terkadang, aku merasa benar-benar tidak cocok di antara manusia, aku sering kelelahan kalau sering berinteraksi dengan manusia dan aku butuh keadaan dan tempat. di mana hanya ada aku sebagai manusia dan sisanya adalah kucing dan tanaman saja.bahkan, dengan sahabat dan teman terdekatku aku merasa ada lapisan yg sangat bentang di antara kami. setelah, banyak yg terjadi dan merasakan bagaimana aku bisa bekerja selama dua minggu penuh di dalam rumah sendirian. tanpa, berinteraksi dengan orang lain. aku mengerti bahwa aku benar-benar penyendiri. Lukisan itu hanya ada aku sebagai manusia, sisanya adalah elemen-elemen alam dan fragmen-fragmen yg menurutku berarti untukku--ada kedua kucingku yg sangat aku kasihi, walaupun, sebagian waktu di hidupnya hanya tidur. tapi, hanya dengan menatap mereka , aku merasa tenang, ada tanaman-tanaman : lengkuas adalah tanaman yg pertama aku tanam saat berumur lima tahun, aku ingat betul. karena, waktu aku mau panen, aku mencabutnya sekuat tenaga. sampai, terhempas jatuh dan kepalaku membentur tanah. setahun kemudian, aku langsung didaftarkan sekolah saat aku berumur enam tahun. jadi, aku ingat betul cerita tanaman lengkuas itu. juga ada tanaman lavender dan semak-semak yg aku percayai adalah hutan untuk peri-peri di kota , ada lautan, bintang-bintang, langit cerah, langit bima sakti atau Aurora, bunga lotus, vaginaku yg mengeluarkan bunga daisy liar, hatiku yg menumbuhkan bunga mawar, pancaran energi yg melimpah ruah dan tentu saja bulan dan matahari.

        Setelah zine Matahari dan Bulan selesai, aku meluncurkannya di Bandung, aku memilih Bandung karena secara harfiah selain aku merumahkan pengalaman dan perasaan ini menjadi zine, secara fisik aku juga turut pulang kampung. Bandung adalah kota Bapakku dibesarkan dan aku banyak menghabiskan masa kecilku di sana. setelah selesai meluncurkan zine ini di Bandung, aku pindah ke Jogja selama empat hari dan pada hari terakhir aku di sana, aku mengadakan acara juga untuk peluncuran zine,pembacaan tarot, pembacaan puisi dan cerpen, serta menari bersama diiringi musik dari band temanku sendiri. acara berlangsung menyenangkan, waktu terasa diperlambat sepersekian detik,sehingga pada saat acara selesai, hati terasa penuh dan cukup. walaupun, pada saat pamit aku menangis sesegukan.

        Setelah sampai di Jakarta lagi, aku tidak bisa menggambar sesering sebelumnya,waktuku lebih banyak untuk membuat karya untuk dijual dan mengemas paket.aku memaklumi penyesuaian energiku dan membiarkan berjalan sebagaimana perlunya.

        Lukisan itu aku buat tiga bulan yg lalu, awal bulan Juli saat aku kabur dari hubungan yg penuh penyiksaan fisik dan batin. aku memutuskan untuk membuat zine Matahari dan Bulan kiranya sebagai pembatas buku di perjalanan hidupku. bahwa, aku pernah melewati ini dan sudah berhasil melewatinya.semoga, karyaku ini bisa membantu mereka yg merasakan hal yg sama, yg memilih diam, yg merasakannya sendirian atau yg belum sama sekali paham tentang fenomena ini. fenomena melepaskan dan fenomena menerima. aku berpikir, saat itu saat aku membuat sampul itu, cukup untukku untuk bersuara atas apa yg terjadi pada diriku. namun,selama tiga bulan berjalan "pelaku" yg melakukan kekerasan fisik, mental dan verbal padaku masih berusaha menarikku kembali.segala cara sudah aku lakukan, dimulai dari Block semua askes komunikasi, membagikan Podcast tentang bagaimana aku membuat zine ini yg mana aku menyebutkan beberapa perilaku "pelaku" tersebut dan sampai akhirnya, aku membuat tulisan di Instastory untuk memberi peringatan untuk benar-benar stop menghubungiku. tapi, bukannya dia mengerti, justru malah mencaci maki aku. aku kaget sekali dan caci makinya memantik traumaku kembali.aku langsung menghubungi kedua temanku yg menyelematkanku kabur dari "pelaku" dan setelah itu, aku bisa menjalankan hidup lagi.

        Hari jum'at, tanggal 20 september aku turun ke jalan untuk menyuarakan masalah-masalah perubahan iklim. saat aku berkumpul dengan teman-teman di sana, aku dipertemukan oleh seorang perempuan yg bercerita juga pernah berhubungan dengan "pelaku" dan mendapatkan kekerasan verbal olehnya. sebulan sebelumnya, ada perempuan juga yg menghubungiku karena mengalami kekerasan fisik oleh "pelaku" yg sama. kami sudah bertemu dan bertukar cerita. hari itu, setelah aku kembali ke rumah, perasaanku campur aduk. esok harinya, aku bertemu sahabatku dan dia menceritakan tentang seorang perempuan yg mengalamai pelecehan seksual oleh "pelaku" juga. malam harinya, aku mendapat link dari twitter tentang kiriman pesan seksual dari pelaku ke orang entah siapa. yg jelas adalah perempuan juga. jadi, selama dua hari aku menemukan 3 korban lain dan 1 korban yg sebulan lalu melakukan visum karena dipukuli "pelaku". malam itu, aku tidak bisa tidur dan memikirkan segalanya matang-matang dan memutuskan untuk menghubungi 3 korban lainnya untuk membuat group what'sapp dan mengusulkan untuk berbicara ke publik tentang yg kita alami.

        Hari minggu, tanggal 23 September kami akhirnya membuat pernyataan ke publik tentang perbuatan "pelaku" dan responnya membuatku kewalahan. selain, banyaknya korban lain yg akhirnya berani berbicara. juga, para pembela "pelaku" yg membuatku sedih sekali. setiap kali membuka sosial media, aku merasa cemas dan seringkali, saat membaca pengakuan korban tubuhku terasa lemas dan rasanya aku kepingin meledak. 

sampai hari ini, aku menulis ini aku masih suka menyalahkan diriku.

        Sekarang tanggal 03 Oktober 2019, setelah pernyataan itu turun, pelaku sudah diusir dari studionya, aku sedang mengupayakan proses hukum dengan dampingan dari pengacara di LBH, aku rasa selesai sudah tugasku, tugas untuk memberitahu kalian bahwa "manusia" itu berbahaya dan pernah membahayakan kami. proses hukum tidaklah semudah polisi meringkus para aktivis. proses ini adalah proses yg panjang dan melelahkan. setelah ini, "pelaku" bisa saja masih berlenggang, tetap menjalankan profesinya dan bisa saja mengulangi perbuatan yg sama. tetapi, itu di luar kontrolku, aku tidak bisa mengatur itu. walaupun, rasa sakit ini menginginkan "pelaku" untuk dihukum setimpal. tapi, nyatanya hukum di dunia untuk perempuan sendiri lemah dan disamping itu, aku musti melanjutkan hidupku. akun ini adalah akun untukku membagikan karya dan menjual karya dan kerajinan tanganku.setiap kali, aku membuka instagram dan melihat post tentang "pelaku" aku merasa ada beban yg begitu berat dan melekat di diriku.

        Hari ini, kalian melihat perempuan berani bertindak dan bersuara atas ketidakadilan dan kejahatan yg kami terima. sayangnya, "pelaku" yg berperilaku seperti dia bukan hanya dia seorang. akar dari masalah kami sebenarnya adalah sistem patriarki yg mengakar ini. laki-laki merasa lebih superior dan lebih dominan dari perempuan, sehingga perbuatan-perbuatan menindas ini melenggang di mana-mana. setelah post ini terbit, kami akan membuat akun khusus untuk mengarsipkan bukti-bukti perbuatan "pelaku" dan aku bisa melanjutkan hidup lagi tanpa beban post yg sudah naik soal "pelaku" tersebut. sementara, proses hukum tetap berlanjut.

        untuk, "pelaku" kamu mungkin hidup bebas dan masih bisa berlenggang di luar sana, melanjutkan profesimu, memanipulasi cerita-cerita baru agar diterima dan menganggap apa yg kami lakukan adalah perbuatan sia-sia. tubuhmu mungkin tidak terpenjara, tapi mentalmu sudah terpenjara. kamu akan merasa ketakutan pergi ke tempat-tempat umum, kamu tidak bisa lagi diterima di skena-skena yg terdampak ulahmu dan hidupmu kosong! sungguh hidupmu kosong! apa yg kamu lakukan pada perempuan-perempuan ini adalah kejahatan besar. 

        untuk para perempuan, kita akan terus berjuang. berjuang untuk lingkungan yg lebih ramah dan aman. mungkin, kalian takut berteriak saat mengalami pelecehan, tak enak memberitahu teman yg mengatasnamakan "candaan" yg menyakitkan , tapi jangan abaikan hatimu yg merasa tak nyaman. sudah begitu banyak penderitaan yg kita pendam, ceritakan ke teman terdekatmu, tulis kisahmu, suarakan kesedihanmu, mari rayakan kesenangan dan kesedihan. Akan ada banyak orang-orang yg merasa tidak sendirian ketika kamu membagikan ceritamu dan penderitaanmu yg menyengat akan tercabut satu persatu.aku percaya kalian, aku percaya itu! aku mencintai kalian.


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer